Bersatu itu…, penting. Baik dalam konteks kehidupan bernegara, berkarya bersama kolega, maupun beragama. Makanya, negara kita punya sila ‘Persatuan Indonesia’. Siapa yang tidak menganggapnya penting? Nggak ada. Kecuali orang yang…
Kita sepakat bahwa persatuan itu penting. Tapi. Mengapa begitu sulitnya untuk bersatu? Nggak boleh tentrem dan adem ayem kecuali hanya sebentar. Yang lamanya, berpecah belahnya.
Saya lama merenungkan hal itu. Melalui dorongan berupa keinginan untuk hidup rukun berdampingan. Dengan saudara-saudara saya sebangsa dan setanah air.
Dan dari perenungan itu saya menemukan bahwa, kita susah bersatu karena banyak sekali faktor penghambat persatuan itu. Dan banyak pula faktor perusaknya. Saya hanya bisa menyebutkan beberapa diantaranya saja dalam tulisan ini.
Bersatu itu susah, kalau kita mudah di adu domba. Solusinya bagaimana? Menghilangkan sang pengadu domba? Nggak bisa.
Karena orang yang gemar mengadu domba akan selalu ada. Banyak malah. Jangankan yang tinggalnya di negara kita. Orang yang batang hidungnya jauh di negeri lain juga kan ada yang doyan mengadu domba kita. Maka kita harus melindungi diri dari hasutan pengadu domba. Supaya kebal terhadap upaya pecah belah mereka.
Bersatu itu susah, kalau kita suka mengusik keyakinan dan keimanan orang lain. Mari kita terima saja bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang majemuk. Dalam berbagai aspek, termasuk agama dan keyakinan penduduknya.
Jangan mengusik keyakinan orang lain. Biarkan umat setiap agama bersikap dan berperilaku sesuai tuntunan agamanya. Sudah banyak bukti bahwa kerukunan hidup beragama itu rusak gara-gara mulut lancang yang usil pada agama orang lain kan?
Urusi kehidupan beragama kamu sendiri! Orang lain biar mengurusi kehidupan beragamanya sendiri. Untuk kamu agamamu. Untuk aku agamaku. Sesederhana itu resepnya. Tapi sudah terbukti mampu menjaga persatuan dan kesatuan kehidupan berbangsa kita.
Bersatu itu susah, kalau kita terlampau mengidolakan seseorang. Walaupun hati kecil mengakui kebusukannya, tapi kalau terlampau mengidolakannya. Maka kita cenderung membelanya secara membabi. Dan membuta. Kita, sudah melihat begitu banyak contohnya.
Bersatu itu susah, kalau kita tidak mencerna omongan orang lain. Nggak semua omongan orang itu benar. Sekalipun mereka bergelar ustadz, pendeta, gubernur, doktor. Bahkan profesor. Summa cum laude sekalipun.
Cerna ajarannya, pidatonya, materi kuliahnya, isi ceramahnya; dengan akal pikiran dan hati nurani kamu. Jangan diterima mentah-mentah begitu saja. Tanpa daya kritis, baik secara nalar maupun kepekaan rasa.
Maka engkau akan bisa membentengi diri dari kesesatan ajaran syetan, yang tersamar dalam balutan pakaian menyerupai kesalehan. Maupun. Dari pola pikir ngawur orang pintar, namun terlanjur terinfeksi penyakit bernama; re-ma-tik oooo-tak.
Bersatu itu juga susah, kalau suka mengungkit-ungkit kesalahan orang lain di masa lalu. Apalagi kalau orang yang disumpahinnya sudah koit ratusan tahun lalu. Wooooi, orangnya sudah modhiar!
Gunakan sumber daya kamu, untuk hal yang lebih penting dari sekedar nyumpahin mayat-mayat yang tinggal tulang belulang. Tinggalin orang yang masih doyan menggunjingkannya. Sadar dirilah bahwa, kamu itu tidak menyaksikannya. Hanya dengar dari guru ngaji yang dia sendiri juga cuma baca dari tulisan orang lain. Atau dengar dari gurunya lagi.
Di komunitas tertentu, bahkan orang leluasa menggunjingkan istri nabi. Sambil ketawa ketiwi. Seolah mereka tahu persis apa yang sebenarnya terjadi. Dan lucunya lagi. Sang maha guru penggunjing istri nabi itu pun tidak dijamin mampu mengurusi istrinya sendiri. Saudaraku. Jangan ikut-ikutan begitu.
Bersatu itu susah, kalau kita terikat pada para pemburu rente. Jabatan, dan kekuasaan. Perhatikan konflik global. Kita bisa melihat bagaimana negara-negara serakah mengintervensi demi menguasai sumber daya alam negara lainnya kan?
Di tingkat lokal? Hmmm… sudahlah. Kita bersatu saja, yuk.
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com
Catatan kaki:
Kebanyakan klien pelatihan saya adalah pelanggan lama yang sebelumnya pernah mengundang saya. Atau pelanggan baru yang mendapatkan rekomendasi dari klien lainnya.
Jika Anda ingin mendapatkan update article saya via WA silakan bergabung dengan Group WA “Dekadarus And Friends” di nomor : 0812-19899-737. Sebutkan Nama dan tulis “Dekadarus And Friends Group”. Jumlah member terbatas.
Kesibukan sering tidak memungkinkan saya untuk posting artikel di berbagai milist. Jadi saya prioritaskan di milist pribadi yang bisa diupdate melalui gadget. Jika Anda ingin mendapatkan kiriman artikel “P (=Personalism)” secara rutin sebaiknya bergabung disini: http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Silakan teruskan kepada orang lain jika Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The Cubicle).
Disclaimer:
Saya tidak selalu mampu merespon balik komentar atau sanggahan atas tulisan ini. Karena berbagai keterbatasan yang ada pada saya. Terimakasih atas pengertiannya.
Gambar:toonpool.com