Setiap perubahan penting selalu menimbulkan kecemasan. Itu berlaku bagi semua orang. Atasan. Bawahan. Orang pesimis. Bahkan bagi orang optimis sekalipun. Sama, efek perubahan itu. Yang beda adalah cara kita menyikapi dan meresponnya.
Makanya, selalu ada hal menarik setiap kali saya membawakan topik “Adapting to Change”. Saya membuat suatu simulasi yang memungkinkan peserta melihat miniatur dari realitas sikap karyawan di kantor ketika ada perubahan.
Melalui simulasi itu mereka merasakan, merefleksikan, kadang mentertawakan diri sendiri ketika sadar bahwa; seperti itu ternyata sikapnya pada perubahan. Dan kesadaran seperti itu, tidak bisa dibangun melalui text book atau ceramah semata. Sebab teori dan kicauan seseorang tidak dapat menggantikan pengalaman aktual.
Sebagian orang misalnya, mempertanyakan; “mengapa para pengemudi ojek pangkalan itu memilih untuk memboikot sesama pengojek lain daripada bergabung menjadi pengojek online juga?”
Kita, bisa sangat mudah menghakimi mereka. Tapi, kita sendiri pun belum tentu adaptif dengan perubahan jaman atau kemajuan teknologi disekitar kita. Sekalipun kita tahu bahwa; hal itu mempengaruhi keberlangsungan mata pencaharian kita. Khususnya perubahan dikantor kita.
Kita, sering gagal paham bahwa kita tidak bisa melawan perkembangan zaman. Kecuali kita kuat untuk dikucilkan. Kita juga tidak bisa melawan arus perubahan yang dibutuhkan perusahaan kecuali jika kita sanggup untuk ditinggalkan.
Seperti para tukang ojek pangkalan. Kita, boleh memilih untuk menyesuaikan diri dengan proses perubahan itu. Atau bertahan saja dengan status quo. Boleh. Asal paham konsekuensinya. Tidak cucok, jika memilih status quo tapi mengancam tukang ojek online. Tidak elok, kalau memilih status quo tapi membangkang keputusan menejmen.
Pada akhirnya, kita mendapatkan apa yang kita pilih untuk diri kita sendiri. Demikian pula dengan orang lain. Jadi, menyesuaikan diri dengan proses perubahan itu bukan soal benar atau salah. Melainkan. Soal keputusan yang kita ambil untuk diri kita sendiri. Mengenai konsekuensi apa yang kita pilih, melalui respon kita terhadap situasi di sekitar kita.
Dikantor Anda, ada perubahan. Adaptif atau tidaknya Anda pada perubahan itu tidak menempatkan diri Anda pada salah atau benar. Melainkan pada kemungkinan berikut ini:
“Apakah Anda berpeluang mendapatkan manfaat optimal dari proses perubahan itu? Atau Anda bakal menjadi orang yang gigit jari ketika semua orang lainnya mendapatkan reward yang sepadan sebagai hasil dari proses perubahan yang perusahaan jalankan?
Jika Anda ingin tahu bagaimana situasi dikelas training saya, silakan lihat contoh videonya disini: https://www.dadangkadarusman.com/video-deka/
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKADARUS – Dadang Kadarusman
www.famousdekadarus.com & www.dadangkadarusman.com
Catatan kaki:
Jika sudah sadar bahwa perubahan itu pasti terjadi, kenapa sering merasa enggan untuk menyesuaikan diri?
Jika Anda ingin mendapatkan update article saya via WA silakan bergabung dengan Group WA “Dekadarus And Friends” di nomor : 0812-19899-737. Sebutkan Nama dan tulis “Dekadarus And Friends Group”. Jumlah member terbatas.
Kesibukan sering tidak memungkinkan saya untuk posting artikel di berbagai milist. Jadi saya prioritaskan di milist pribadi yang bisa diupdate melalui gadget. Jika Anda ingin mendapatkan kiriman artikel “P (=Personalism)” secara rutin sebaiknya bergabung disini: http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Silakan teruskan kepada orang lain jika Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The Cubicle).
Gambar:hackcartoondiary.com