BMW, adalah contoh perusahaan dewasa yang matang, stabil, dan tangguh. Namun itu bukanlah jaminan terbebasnya perusahaan dari berbagai sandungan. Bahkan, tidak sedikit perusahaan yang kita kenal sangat besar. Sangat populer. Dan sangat kokoh, pada akhirnya roboh.
Masih ingat Nokia? Dulu, kita kenal Kodak juga. Dahulu, betapa berjayanya mereka. Sekarang kemana? Tidak penting lagi untuk menjawab pertanyaan itu. Bagi banyak perusahaan yang tengah berjaya sekarang, yang penting itu adalah merefleksikan diri. Bagaimana caranya supaya tidak mengalami nasib serupa.
Mengatakan bahwa ‘kami baik-baik saja’ ternyata merupakan jebakan pertama kehancuran sebuah perusahaan. Mereka lengah, pada apa yang sesungguhnya terjadi di dalam perusahaannya. Dan mereka, lebih lengah lagi dengan apa yang terjadi di luar sana.
Tanpa disadarinya, ada lawan tak kelihatan yang menggerus pendapatannya secara diam-diam. Bahkan mereka masih tidak sadar juga ketika kinerja perusahaan mengalami penurunan. Maka dalam setiap Business Review Meeting, para eksekutif kompak mengatakan bahwa penyebabnya adalah; situasi ekonomi yang mengalami perlambatan.
Tiba-tiba, pemain yang semula tidak kelihatan itu muncul ke permukaan. Dan ketika hal itu terjadi, mereka sudah terlambat untuk memahami bahwa; kesanalah ternyata para pelanggannya pergi. Maka tak tersisa lagi kesempatan untuk menyelamatkan diri. Karena mereka tidak melakukan antisipasi. Itukah yang terjadi pada Nokia? Kata para ahli, antara lain; iya. Ini adalah salah satu contoh DISRUPSI.
Mengapa banyak perusahaan besar yang tumbang? Justru pada kebesaran perusahaan itulah terletak titik lemahnya. Kenapa? Antara lain karena: Mereka terlalu dimanja oleh para ‘pelayannya’. Dalam konteks perusahaan, pelayan itu adalah para vendor antara lain.
Yang terjadi pada BMW adalah contohnya. Tidak mudah bahkan untuk sekedar membayangkan menemukan celah yang bisa menggoyang posisi BMW di bisnis kuda besi mewah itu. Sudah terlampau tangguh. Sudah stabil kita mengatakannya. Namun bulan Mei 2017 kemarin, ditutup dengan sebuah kejutan besar.
Tiba-tiba saja BMW mengakui bahwa mereka menghentikan proses produksinya sampai waktu yang tidak diketahui secara pasti. Sebuah pengakuan yang mungkin, belum setulus hati. Sebab, indikasinya sebetulnya sudah tercium sejak februari. Ketika beberapa varian mobilnya secara diam-diam dihentikan tanpa penjelasan. Pasar berspekulasi, bahwa mereka hendak fokus pada model-model terpopulernya.
Namun ketika seri i juga berhenti di produksi, nampaknya perusahaan sudah tidak bisa lagi menutupi-tutupi. Akhirnya, BMW pun mengakui adanya masalah yang pelik di lini produksi. Apa pasal? Masih samar. Tapi berita yang sampai ke media, hal itu disebabkan karena ‘kesalahan’ supplier komponen utama.
Kita, sudah punya banyak pengalaman bahwa perusahaan-perusahaan besar cenderung menyembunyikan masalah sebenarnya yang mereka hadapi. Jadi, untuk menyimpulkannya; masih terlalu dini.
Hal terpenting bagi para eksekutif dari rangkaian kejadian dan kejatuhan banyak perusahaan tangguh itu adalah; bagaimana menarik pelajaran dari pengalaman mereka. Jangan sampai kejayaan masa kini melenakan dan melengahkan.
Salah satu poin pembelajaran pentingnya adalah; senantiasa bergerak untuk memperbaiki strategy. Tidak hanya melulu copy paste strategy yang dulu-dulu. Bahkan boleh jadi, bukan hanya strategy yang perlu diperbaiki. Business Model pun, harus diperbaharui.
Apakah para eksekutif di perusahaan Anda sudah melakukannya? Then. Do. It. Know. Karena tugas utama para eksekutif adalah; menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan.
N.B: “BUSINESS SUSTAINABILITY WORKSHOP” adalah in-house program kami khusus untuk level Manager, General Manager, Director dan CEO. Jika Anda mencari HIGH LEVEL WORKSHOP untuk para senior leader Anda, saya merekomendasikan program ini. Hubungi 0812-1989-9737 atau email: dkadarusman@yahoo.com untuk info lebih lanjut.
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman
Author, Trainer, And Public Speaker
Office: Wisma GKBI 39th Floor 021-5799-8028
Cell phone: 0812-1989-9737
www.dadangkadarusman.com
Catatan kaki:
Kebanyakan klien pelatihan saya adalah pelanggan lama yang sebelumnya pernah mengundang saya. Atau pelanggan baru yang mendapatkan rekomendasi dari klien lainnya. Ada juga yang PIC-nya pindah ke perusahaan lain, lalu mereka ‘membawa’ saya ke kantor barunya…. ? Thank you all!
Jika Anda ingin mendapatkan update article saya via WA silakan bergabung dengan Group WA “Dekadarus And Friends” di nomor : 0812-19899-737. Sebutkan (1) Nama dan tulis (2) “Dekadarus And Friends Group”. Agustus 2015. Jumlah member terbatas.
Kesibukan sering tidak memungkinkan saya untuk posting artikel di berbagai milist. Jadi saya prioritaskan di milist pribadi yang bisa diupdate melalui gadget. Jika Anda ingin mendapatkan kiriman artikel “L (=Leadership)” secara rutin sebaiknya bergabung disini: http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Silakan teruskan kepada orang lain jika Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berbuat baik, namun Tuhan; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The Cubicle).
Disclaimer:
Saya tidak selalu mampu merespon balik komentar atau sanggahan atas tulisan ini. Karena berbagai keterbatasan yang ada pada saya. Terimakasih atas pengertiannya.
Gambar: BMW