Kita sudah selesai dengan saudara atau teman yang nawar dengan harga hancur lebur kemarin. Jadi, jangan dihindari ya. Mereka pelanggan kita juga, sama seperti pelanggan lainnya. Banyak dampak baiknya kok buat usaha kita. Sekarang kita lanjut dengan tantangan lain.
“Dang. Sodara gue maunya gratis!! Padahal bisnis kan pake modal. Niat mau nambah penghasilan. Malah tekor kalok gini caranya mah…”.
Tidak bisa dipungkiri. Memang kadang ada yang begitu. Apalagi jika orang lain mengira kita sudah kaya. Gak butuh uang lagi, katanya. Padahal, tahu sama tahulah kita ya. Tapi, nggak perlu ngasih tahu mereka tentang kondisi kita yang sebenarnya. Kalem aja. Lalu bagaimana menyikapinya?
Sahabatku. Dengan menjadi pengusaha itu, kelak kita akan punya rezeki lebih untuk disedekahkan atau di CSR-kan. Kelak, alias nanti. Kalau usaha kita sudah maju, insya Allah. Memang nanti. Tapi, diniatkannya mesti sejak sekarang. Makanya, spirit menjadi pengusaha itu bukan semata-mata nyari duwit buat diri sendiri. Tapi, niatkan kelak bisa berkontribusi bagi lingkungan kita; lewat sebagian laba yang kita ALOKASIKAN.
Iya. Itu kan nanti. Yang minta gratisan kan sekarang! Sabar dulu. Jangan nyolot gitu dong bisik hatinya.
Melaksanakannya bisa nanti. Tapi meniatkannya, mesti sekarang. Dan supaya nanti kita terampil memberi dan berkontribusi, maka harus dilatih mempraktekkannya sejak sekarang. Ingat, segala sesuatu butuh latihan. Dan waktu latihan terbaik adalah disaat yang paling berat. Yaitu, saat usaha Anda masih kere-kerenya. Kalau ketika usahanya masih tertatih-tatih kita sudah terbiasa ngasih, maka kelak ketika sudah menjadi bisnis besar; bakal ringan hati melakukannya.
Bagaimana caranya? ALOKASIKAN sebagian dari hasil produksi Anda secara sengaja. Mungkin 1 atau 2 unit untuk latihan. Contoh. Kalau Anda membuat 100 porsi. Alokasikan 1 atau 2 porsi untuk latihan kontribusi. Kasihin tanpa harus bayar. Apa sih ALOKASIKAN itu? Gampangnya DISIAPKAN SECARA KHUSUS untuk itu. Atau, dijatahkan deh.
Lalu, kepada siapa ngasihnya? Kepada orang yang tepat dong. Siapa orang yang tepat itu? Rasulullah menasihatkan kita, berinfak terlebih dahulu kepada kerabat dan teman dekat.
Perhatikan betapa mulianya ajaran nabi. Cocok banget buat kita dijaman ini. Bukan hanya untuk urusan bisnis semata, tapi juga untuk seluruh aspek kehidupan kita. Contoh nih, betapa banyak orang yang dermawan kepada orang lain. Tapi pelit pada saudara sendiri. Kenapa? Karena memberi pada orang lain ada pujian dan sanjungan. Bahkan bisa memenangkan kontes pemilihan. Memberi pada saudara? Hey, itu tuntunan Rasulullah loh…
Jadi dari 1 atau 2 unit yang kita alokasikan diawal itulah kita bisa memenuhi harapan si ‘ituh’ yang doyan minta gratisan itu. Dan kita melakukannya tanpa ada ganjalan dihati. Dia minta gratis, ya kasih saja. Dengan hati yang sama sekali tidak terganjal keinginan untuk ngedumel. Keren kan?
Iya Dang. Kalau sekali 2 kali sih gak masalah. Kalau keterusan gimana? Gampang.
Pertama, jaga nyawa usaha Anda dengan jatah 1 atau 2 unit per 100 unit produksi tadi. Tidak usah lebih. Insya Allah aman.
Kedua. Kalau jatah sudah habis masih ada yang minta, katakan; “Insya Allah pada tahap produksi selanjutnya giliran kamu yang kebagian ya…” begitu. Dan tambahkan;”Doakan usaha abang ni bisa terus berproduksi ya.” Pas produksi berikutnya, alokasi itu diberikan padanya. Selesai kan?
Ketiga. Kalau orang yang sudah kebagian minta lagi gimana caranya? Katakan; “Insya Allah nanti kamu kebagian lagi. Sekarang bagian saudara kita yang lain dulu ya. Biar semua pada ikut merasakan. Jangan lupa doakan usahaku terus maju ya….” begitu.
Intinya, wajar kalau saudara ada yang minta gratisan barang dagangan kita. Tidak perlu negatif memandangnya. Justru dari mereka, Anda dapat bayaran dimuka berupa doa. Nnntaps banget kan?
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman.
Change Matter Learning Partner
Jika Kantor Anda Membutuhkan Offline Atau Online Training. Hubungi Kami.
Artikel sebelumnya:
Gambar dari:hipwee