Desember 31 adalah tanggal tutup buku. Di kebanyakan perusahaan berlaku kaidah itu. Buku bisnis tahunannya ditutup. Jadi kalau mau habis-habisan kerja, masih ada waktu beberapa hari lagi. Setelah itu, closed. Tanggal 2 januari nanti, baru dibuka lagi. Demikian pada umumnya cara orang memandang pergantian tahun.
Di level individu, orang melakukan perayaan. Mencari hiburan. Atau pergi liburan. Saya, melihatnya dengan cara pandang yang berbeda. Dan melewatinya juga dengan cara berbeda pula.
Pergantian tahun, akan lebih bagus kalau dilihatnya seperti siklus sekolahan. Tutup buku itu, umpama pembagian rapot. Tanda, bahwa kita naik kelas atau tidak. Bukan sekedar tutup buku saja. Atau tutup tahun saja.
Didalam rapot, ada mata pelajaran. Standar kriteria ketuntasan minimal alias KKM. Dan skor pencapaian kita. Bila kita menggunakan pola yang sama, maka malam pergantian tahun; tidak sekedar bermakna pesta terompet dan kembang api belaka. Melainkan sebuah refleksi. Atas perjalanan hidup setiap pribadi.
Bagaimana cara refleksinya? Tinggal diganti saja mata pelajaran dalam rapot itu dengan aspek-aspek penting kehidupan kita sebagai orang dewasa. Lalu tentukan KKMnya sesuai standar wajar di level kita. Kemudian, secara fair dan besar hati membubuhkan nilai aktualnya.
Contoh. Aspek finansial. Misalnya, soal hutang. KKMnya misalnya 80% terbayar. Lalu skor aktualnya gimana? Lihat saja hutang diawal tahun berapa, sisa per desember 31 berapa? Dapat deh skornya. Saya, insya Allah 0 rupiah sisa hutang per desember. Maka rapor saya diaspek itu AAA++ karena jauh melampaui KKM. Alhamdulillah.
Aspek lain? Tinggal Anda tentukan saja yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Contoh. Income. KKMnya, misalnya… terserah Anda dong. Sesuai kebutuhan masing-masing saja, yang wajar dilevel kita. Tanpa diduga, ada pandemi kan ya. Dalam case saya, rapotnya merah karena pendapatan jauh berkurang. Red deh rapotnya.
Ditengah pandemi ini juga, ternyata ada opportunity baru misalnya. Dalam case saya, training offline nyaris tewas, tapi alhamdulillah ada training online; lumayan. Terus, tahun ini saya juga mulai dagang beras. Kecil tapi bisa buat biaya beli beras sendiri. Makan, aman. Rapor merah tadi, berubah jadi pink.
Dan, saya juga jualan Innerimmune. Untuk kalangan dan jumlah terbatas saja sih jualannya. Tapi stabil, karena semakin banyak orang sadar bahwa cara paling rasional untuk memperkecil resiko terinfeksi dimasa pandemi ini adalah; memperkuat imunitas tubuh. Cara lainnya… ya… gitu deh. Makanya, pelanggan Innerimmune pada umumnya repeat order. Mereka paham konsepnya, dan merasakan manfaatnya. Ini penting; Anda mesti cari cara untuk memperkuat sistem imun. Anda mau pakai Innerimmune atau tidak, itu soal lain. Pokoke perkuat imunitas tubuhmu, oke.
Dari kombinasi income stream diatas, maka rapor merah yang jadi pink dalam aspek ‘income’ tadi, perlahan menjadi biru muda. Belum biru penuh, tapi sudah lumayan pulih. Dan sudah mulai kelihatan, tahun depan perlu melakukan perbaikan apa.
Anda boleh memasukkan aspek-aspek kehidupan apapun dalam rapot tahunan itu. Dan untuk melakukannya, Anda boleh tuliskan atau cukup direnungkan saja. Dalam case saya, hal tertentu dituliskan. Hal lainnya, cukup dalam pikiran. Lalu manggut-manggut. Kemudian, dalam hati membisikan sebait doa:
“Ya Allah, beginilah rapotku tahun ini. Ampuni semua hal keliru yang kulakukan ya Allah. Terimalah semua hal yang kupersembahkan ya Allah. Dan, berikanlah kepadaku. Kepada keluargaku. Dan kepada teman-temanku rapor yang lebih baik tahun depan.”
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman.
Change Matter Learning Partner
Jika Kantor Anda Membutuhkan Offline Atau Online Training. Hubungi Kami.
Artikel sebelumnya:
Gambar dari:medium