Saya modifikasi sedikit ceritanya. Supaya fokus pada hikmahnya saja. Ini tentang teman saya. Bisa jadi tentang kita semua juga. Sejauh yang saya kenal, dia cepat sekali mengeluarkan uang. Tentu untuk hal-hal yang baik.
Terlebih lagi jika berkaitan dengan kewajiban. Setahu saya, dia termasuk orang yang bersegera menunaikannya. Pernah dia bilang; “Astagfirullah, gue belum bayar listrik dan air…” lalu ngajak mampir ke ATM.
Soal hutang, dia paling disiplin membayar cicilan. Saya tidak tahu persis apakah dia punya hutang ke orang lain atau tidak. Setahu saya, dia tidak suka punya tabungan sambil punya hutang. Dia rela menguras tabungannya demi membayar hutang. Bahkan pada masa krisis ekonomi beberapa tahun lalu; dia menjual benda berharga yang menjadi kebanggaannya dihadapan keluarganya, agar bisa membayar hutang.
Beberapa waktu lalu, saya ketemu dia. Untuk urusan diantara kami berdua. Ada hal yang terjadi tidak seperti biasanya. Saya mengerti. Kemungkinan karena pandemi. Saya pun merasakan sendiri dampaknya. Dalam situasi seperti ini, ikat pinggang mesti lebih kencang lagi. Ini, hanya bisa dipahami oleh yang mengalami.
Diantara banyak hal yang kami bicarakan adalah; dia punya piutang pribadi. Jadi ceritanya, ada beberapa temannya yang meminjam uang darinya. Dengan janji, membayar pada waktu yang disepakati. Ketika waktunya tiba, pada meleset. Padahal, dia lagi butuh banget.
Yang lebih menarik lagi, dia bilang;”Sebagian dari duwit itu gue dapet dari minjem juga bro…” katanya. “Bentar lagi jatuh tempo…” tambahnya. Mateng deh. Dia, bela-belain minjem uang untuk memberi temannya pinjaman. Ini, orang luar biasa.
“Kewajiban elu gue gugurkan ya,” saya bilang. “Gausah,” sergahnya. “Kalau gue mati masih belum selesai baru elu gugurin!” Katanya.
Saya menghela nafas. Menghirup pelajaran berharga darinya. Sambil kembali mengingat sabda Nabi, bahwa; bahkan orang yang mati syahid, terhalang pahala syahidnya jika saat mati dia meninggalkan hutang.
Jika Anda punya hutang pribadi yang jatuh tempo tapi belum bisa melunasi. Sebaiknya, telepon orang yang menghutangi. Atau kirim pesan pendek. Katakan; maaf, belum bisa membayarnya. Supaya dia tahu Anda tidak pura-pura lupa. Supaya dia, bisa mengatur strategi dan nafas keuangannya.
Dan kalau Anda pernah meminjamkan uang kepada saya, belum saya bayar; tolong ingatkan saya. Bila sedang ada, saya mau membayarnya. Bila sedang seret juga, saya mau menjadwal ulang pelunasannya.
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman.
Change Matter Learning Partner
Jika Kantor Anda Membutuhkan Offline Atau Online Training. Hubungi Kami.
Artikel sebelumnya:
Infeksi virus itu bersifat SELF-LIMITING. Tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Dengan catatan, sistem pertahanan atau imunitas tubuhnya berfungsi dengan baik. Perkuat imunitas tubuh Anda.
Gambar dari:Unsplash