Nanti kalau Anda makan buah melon, kulitnya jangan dibuang ke tempat sampah ya. Lempar aja ke halaman rumah. Dipojokannya deh kalau nggak mau kelihatan berantakan. Biji melonnya enggak Anda makan juga kan? Lempar juga deh ke pojokan itu. Lalu tunggu sekitar 2 pekan. Apa yang terjadi?
Kulit melon itu akan membusuk. Lalu melebur menjadi tanah. Sedangkan dari bijinya, Anda akan melihat tunas-tunas melon baru yang tumbuh bermekaran. Menarik ya? Dari buah yang sama. Mengalami perlakukan yang sama. Berada dalam tempat yang sama. Tetapi perhatikan, hasil akhirnya sungguh berbeda. Bukankah ini menakjubkan?
Kulit, daging dan semua bagian dari melon itu; akan hancur. Kecuali bijinya. Sekalipun di kubur didalam tanah, dia akan tetap utuh. Tak mau membusuk. Lalu ketika tersiram hujan; dia akan bertumbuhan.
Bagi kita, biji melon itu mewakili tekat yang kuat. Niat. Tujuan. Kehendak. Komitmen. ‘Azzam. Selama ‘azzam kita utuh, tekat kita tak lekang, niat kita tetap terpelihara; maka tidak ada yang bisa menghancurkan kita.
Memang, ada kalanya keadaan tidak berpihak kepada kita. Sehingga kita tidak berkutik dibuatnya. Sama, seperti halnya kemarau memenjara biji melon. Tapi selama ‘azzam tetap terjaga; ada saatnya nanti kita bangkit seperti biji melon yang bertunas ketika musim hujan datang. Dan ketika masa itu tiba, kehidupan kita akan kembali berbunga-bunga. Lalu menghasilkan buah yang lezat lagi legit rasanya. Insya Allah ta’ala.
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman.
Change Matter Learning Partner
Jika Kantor Anda Membutuhkan Offline Atau Online Training. Hubungi Kami.
Artikel sebelumnya:
Disclaimer:
Saya tidak selalu mampu merespon balik komentar atau sanggahan atas tulisan ini. Karena berbagai keterbatasan yang ada pada saya. Terimakasih atas pengertiannya.
Gambar dari:Harvest To Table