Kesia-siaan paling besar dari sebuah pelatihan adalah; ketika ilmu yang dipelajari didalamnya TIDAK RELEVAN dengan realitas bisnis perusahaan. Apa artinya teori yang bagus bila tidak bisa diimplementasikan kan? Hal ini, mesti menjadi perhatian pihak penyelenggara pelatihan, utamanya; harus menjadi komitmen trainer yang bersangkutan untuk menyajikan materi yang relevan.
Kesia-siaan paling besar lainnya adalah; bila materi pelatihan yang relevan itu TIDAK DIIMPLEMENTASIKAN dalam operasional bisnis perusahaan. Apa artinya dapat ilmu yang relevan kalau tidak mau mengimplementasikan kan? Hal ini, harus menjadi perhatian perusahaan, utamanya; mesti menjadi komitmen karyawan yang ditugaskan mengikuti pelatihan itu untuk mengimplementasikan apa yang dipelajarinya di kelas itu dalam pekerjaannya. Dan, bila proses implementasinya berskala besar, maka dibutuhkan pula komitmen manajemen perusahaan untuk memberi dukungan berupa kebijakan, strategi, biaya atau aspek lainnya.
Komitmen terhadap relevansi materi antara lain saya wujudkan melalui study kasus yang terjadi di industri. Dengan harapan, dari kasus yang dipelajari itu mereka mendapatkan insight tentang bagaimana melakukan tindakan yang berdampak bagi perusahaan. Baik berupa penyelamatan perusahaan dari kemungkinan buruk, maupun mendorong pertumbuhan dan pengembangan bisnis perusahaan.
Pada kelas pekan kemarin, saya mendapatkan kejutan. Setelah mendengarkan paparan Prof. RK tentang situasi makro ekonomi dan tantangan bisnis pada sesi pertama di pagi hari, kelas itu dilanjutkan bersama saya hingga sore harinya. Dalam salah satu case study, saya meminta mereka menganalisisnya. Lalu memaparkan pelajaran apa yang mereka dapatkan dari kasus itu.
Kejutannya adalah; diantara peserta itu ternyata hadir salah seorang leader yang secara langsung terlibat didalam kasus yang sedang dibahas. Rupanya, sebelum bekerja di perusahaan ini beliau bekerja di perusahaan yang sedang kami bahas kasusnya itu. Proses transformasi yang berlangsung di perusahaan itu tidak main-main. Dampaknya pun sangat signifikan, sehingga aset perusahaan yang pada tahun 2007 tidak sampai 14 Triliun; telah berkembang menjadi lebih dari 183 Triliun pada tahun 2020.
Kehadiran peserta yang satu ini merupakan anugerah, karena peserta lainnya dapat mendengarkan secara langsung dari pelakunya. Sekaligus menunjukkan bahwa transformasi organisasi itu bukanlah sekedar teori langit yang tidak membumi. Real, bisa diimplementasikan. Tentu menuntut terpenuhinya syarat dan prasyarat yang dibutuhkan.
Di kelas kali ini, saya tidak perlu banyak bicara. Karena seakan-akan ada peserta yang menjadi pembicara tandem. Bagaimana pun juga, mendengar langsung dari pelakunya; jauh lebih baik daripada menyimak penjelasan seorang akademisi kan? Pelajaran penting untuk kita renungkan: Betapa banyak perusahaan yang memiliki kemampuan untuk bertransformasi. Namun kebanyakan, enggan melakukan perubahan secara signifikan.
Salam hormat.
Mari Berbagi Semangat!
Deka Dadang Kadarusman
Linkedin: Dadang Kadarusman
Jika Anda ingin mendapatkan update article saya via WA silakan bergabung dengan Group WA “Dekadarus And Friends” di nomor : 0812-1989-9737. Sebutkan (1) Nama dan tulis (2) “Dekadarus And Friends Group”. Jumlah member terbatas.
Artikel Sebelumnya: